Materi parenting tentang mengajarkan anak berbagi menjadi bagian penting dalam membentuk anak yang sosial, penuh kasih sayang, dan mampu bekerja sama. Berbagi bukan hanya tentang mengirimkan mainan atau makanan, tetapi juga tentang membangun nilai-nilai kehidupan yang membantu anak berkembang menjadi manusia yang tangguh dan berempati. Dalam dunia modern yang penuh persaingan, kemampuan berbagi menjadi keterampilan yang dibutuhkan sejak dini. Artikel ini akan membahas cara mengajarkan anak berbagi secara komprehensif, mulai dari pentingnya kebiasaan ini hingga contoh penerapan yang praktis dan ampuh.
Table of Contents
TogglePentingnya Mengajarkan Anak Berbagi
Berbagi adalah bagian dari kehidupan sosial yang membantu anak memahami arti kerja sama, keadilan, dan hubungan dengan orang lain. Dalam materi parenting, mengajarkan anak berbagi merupakan langkah strategis untuk melatih empati, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan membangun sikap inklusif.
Membentuk Karakter Sosial
Anak yang terbiasa berbagi cenderung lebih mudah beradaptasi di lingkungan sosial, seperti sekolah atau komunitas. Berbagi mengajarkan mereka bahwa sumber daya tidak selalu terbatas dan bahwa berikan serta terima adalah bagian dari kehidupan. Dengan mengajarkan nilai ini sejak dini, orang tua membantu anak mengembangkan kemampuan untuk memahami kebutuhan orang lain dan bersedia membantu.
Membangun Rasa Syukur
Salah satu alasan penting mengapa berbagi perlu diajarkan adalah untuk melatih rasa syukur. Anak yang belajar berbagi mengerti bahwa mereka memiliki hal-hal yang bisa dibagikan kepada sesama, sehingga menumbuhkan sikap bersyukur terhadap apa yang mereka miliki. Hal ini juga memperkuat rasa empati mereka terhadap orang lain.
Meningkatkan Kemandirian
Berbagi bisa mendorong anak untuk menjadi lebih mandiri. Dengan mengajarkan mereka berbagi, anak belajar mengatur sumber daya mereka, mengambil keputusan, dan berkompromi. Ini membantu mereka mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan berinteraksi dalam situasi kompleks.
Mengembangkan Kemampuan Komunikasi
Anak yang terbiasa berbagi cenderung lebih aktif dalam berkomunikasi. Mereka belajar untuk menyampaikan keinginan, mengatur perasaan, dan memahami perspektif orang lain. Misalnya, saat anak ingin membagikan mainan, mereka perlu berbicara dengan teman untuk menegaskan niat mereka. Ini merupakan langkah awal dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan mendengarkan yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Membangun Hubungan yang Lebih Baik
Dalam materi parenting, mengajarkan berbagi juga membantu anak membangun hubungan yang lebih baik dengan sesama. Anak yang memahami arti berbagi akan lebih mudah berkolaborasi, menghindari konflik, dan menumbuhkan rasa kebersamaan. Dengan mengajarkan nilai ini, orang tua memberikan fondasi emosional yang kuat untuk kehidupan sosial anak di masa depan.
Meningkatkan Keterampilan Problem Solving
Berbagi mengajarkan anak untuk memecahkan masalah secara bersama. Misalnya, saat dua anak bersaing untuk satu mainan, mengajarkan berbagi membantu mereka mencari solusi seperti giliran bergantian atau menawarkan pertukaran. Kemampuan ini merupakan bagian dari keterampilan parenting yang mendalam dan berdampak jangka panjang.
Memberikan Manfaat Jangka Panjang
Kebiasaan berbagi yang diterapkan sejak kecil akan berdampak positif dalam masa depan anak. Mereka lebih mungkin menjadi orang dewasa yang peduli pada sesama, tulus dalam membantu, dan memiliki kehidupan yang harmonis.
Membentuk Pola Pikir Positif
Anak yang terbiasa berbagi memiliki pola pikir yang lebih positif. Mereka memahami bahwa kebahagiaan bisa dibagi dan bahwa membantu orang lain adalah cara untuk memperkaya kehidupan. Hal ini juga mengurangi risiko anak menjadi egois atau berorientasi pada diri sendiri.
Meningkatkan Kepemimpinan
Kemampuan berbagi adalah bagian dari kepemimpinan yang baik. Anak yang terbiasa berbagi akan lebih mudah menjadi pemimpin yang dihormati oleh teman-temannya. Mereka belajar untuk membagi peran, mengatur sumber daya, dan mendorong kebersamaan.
Metode Efektif Mengajarkan Berbagi
Mengajarkan anak berbagi bisa dilakukan melalui berbagai metode yang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak. Dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak memahami arti berbagi secara alami dan menyenangkan.
Menjadi Contoh yang Baik
Anak cenderung meniru perilaku orang dewasa. Dalam materi parenting, menjadi contoh yang baik adalah langkah efektif untuk mengajarkan berbagi. Orang tua perlu menunjukkan sikap rendah hati dan keterbukaan dalam membagikan hal-hal yang mereka miliki.
Membuat Lingkungan Berbagi
Orang tua bisa menciptakan lingkungan yang mengutamakan nilai berbagi dengan membagikan barang-barang sehari-hari, seperti makanan, buku, atau mainan. Konsistensi dalam praktek ini akan membantu anak memahami bahwa berbagi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.
Menekankan Nilai Berbagi
Selain itu, orang tua perlu menekankan nilai berbagi melalui cerita, lagu, atau kegiatan rutin. Misalnya, saat bermain bersama, orang tua bisa mengajak anak membagi waktu atau membagikan sesuatu yang mereka sukai.
Menggunakan Permainan Edukatif
Permainan adalah cara yang efektif untuk mengajarkan anak berbagi. Dalam materi parenting, orang tua bisa memilih permainan yang menumbuhkan rasa kebersamaan dan kerja sama.
Permainan Berbagi Sederhana
Beberapa contoh permainan yang bisa digunakan adalah membagi permainan yang saling terkait, seperti bermain gantung atau permainan papan. Orang tua juga bisa membuat permainan berbagi sendiri dengan aturan sederhana, seperti “giliran bergantian” atau “mainan yang bisa dibagikan”.
Permainan untuk Meningkatkan Empati
Permainan yang melibatkan keputusan berkompromi, seperti permainan peran atau kuis, bisa membantu anak memahami perspektif orang lain. Misalnya, saat anak diminta berbagi mainan, mereka belajar menimbang antara keinginan pribadi dan kebutuhan orang lain.
Memberikan Penghargaan
Penghargaan memberikan motivasi yang kuat untuk mengajarkan anak berbagi. Dalam materi parenting, orang tua bisa memberikan pujian, hadiah kecil, atau pengakuan publik untuk memperkuat kebiasaan berbagi.
Penghargaan yang Relevan
Penghargaan yang diberikan perlu relevan dengan usia anak. Untuk anak kecil, pujian seperti “baik sekali kamu berbagi” lebih efektif daripada hadiah besar. Sementara itu, untuk anak yang lebih besar, hadiah sederhana seperti papan kecil atau hadiah kuis bisa menjadi pengingat yang baik.
Menyelaraskan dengan Tujuan
Orang tua perlu menyelaraskan penghargaan dengan tujuan jangka panjang, seperti meningkatkan rasa empati atau membangun kebiasaan baik. Dengan demikian, anak tidak hanya belajar berbagi karena terdorong oleh hadiah, tetapi juga memahami manfaatnya secara mendalam.
Membangun Kesadaran Empati
Empati adalah kunci utama dalam proses berbagi. Dalam materi parenting, orang tua perlu membantu anak memahami perasaan orang lain.
Menggunakan Cerita dan Buku
Buku cerita dengan tema berbagi atau film pendek yang menampilkan anak-anak yang saling membantu bisa menjadi alat edukasi yang efektif. Orang tua bisa membaca cerita tersebut bersama anak dan membahas emosi tokoh yang terlibat.
Aktivitas yang Menginspirasi
Aktivitas seperti memasak bersama, membersihkan rumah, atau memberi bantuan kepada tetangga bisa membantu anak merasakan kebahagiaan dari berbagi. Dengan mengalami langsung, mereka lebih mungkin memahami makna berbagi secara mendalam.
Menggunakan Teknologi untuk Membantu
Teknologi bisa menjadi alat pendukung dalam mengajarkan berbagi. Dalam materi parenting, media sosial, aplikasi pendidikan, atau video pendek bisa digunakan untuk menumbuhkan kesadaran anak.
Contoh Aplikasi yang Tepat
Beberapa aplikasi seperti “Share and Play” atau “Kids Share” dirancang untuk melatih anak berbagi melalui permainan interaktif. Selain itu, video yang menampilkan kegiatan berbagi bisa ditonton bersama anak untuk mendiskusikan makna dari tindakan tersebut.
Mengatur Waktu Layar
Meskipun teknologi bisa membantu, orang tua perlu mengatur waktu layar agar anak tidak terlalu fokus pada ekstra dan melupakan nilai berbagi yang langsung. Dengan demikian, teknologi menjadi alat pendukung, bukan pengganti.
Strategi Berdasarkan Usia Anak
Anak Usia 2-3 Tahun
Anak dalam usia ini memiliki kebutuhan untuk merasakan kebahagiaan secara langsung. Mereka lebih mudah terbujuk oleh pujian dan contoh nyata.
a. Menjadi Contoh yang Nyata
Orang tua perlu menunjukkan sikap berbagi dalam kehidupan sehari-hari, seperti membagi makanan atau bermain bersama. Misalnya, saat makan siang, orang tua bisa membagi makanan kepada anak dan menekankan bahwa berbagi adalah hal yang baik.
b. Menggunakan Permainan Sederhana
Permainan seperti bermain dengan mainan yang bisa dibagi atau makanan ringan bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mengajarkan anak berbagi. Orang tua bisa mengatur permainan tersebut dan memberi pujian saat anak membagikan sesuatu kepada teman.
Anak Usia 4-5 Tahun
Anak dalam usia ini mulai memahami konsep pertukaran dan kerja sama. Mereka lebih siap untuk memahami manfaat berbagi secara lebih mendalam.
a. Memperkenalkan Permainan Berbagi
Orang tua bisa memperkenalkan permainan seperti “berbagi satu menit” atau “bantuan bersama”. Misalnya, dalam permainan “berbagi satu menit”, anak diminta membagikan waktu bermain dengan teman selama satu menit.
b. Meningkatkan Kesadaran Empati
Dalam materi parenting, orang tua bisa membantu anak memahami perasaan orang lain dengan mengajukan pertanyaan seperti “Bagaimana rasanya kalau kamu meminta mainan dari teman?” atau “Apa yang kamu rasakan kalau teman kamu berbagi denganmu?”
Anak Usia 6-12 Tahun
Anak usia ini mulai memahami konsep keadilan dan konflik. Mereka perlu dipandu untuk berbagi secara aktif dan konsisten.
a. Menggunakan Sistem Reward

Orang tua bisa menggunakan sistem reward untuk memotivasi anak berbagi. Misalnya, memberikan poin berbagi yang bisa dikumpulkan untuk menukar hadiah tertentu.
b. Menyelaraskan dengan Tujuan Sekolah
Orang tua perlu bekerja sama dengan guru untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mendorong berbagi. Misalnya, melalui proyek kelompok atau kegiatan gotong royong di sekolah.
Anak Usia 13 Tahun ke Atas
Anak usia ini mulai mampu berpikir secara matang dan memahami arti sosial berbagi. Mereka perlu diberi kesempatan untuk mengambil inisiatif.
a. Memperkenalkan Konsep Jangka Panjang
Orang tua bisa memperkenalkan konsep bahwa berbagi bukan hanya tentang kebahagiaan sementara, tetapi juga membangun hubungan yang baik. Misalnya, dengan menjelaskan bahwa berbagi bisa membantu orang lain dan menciptakan lingkungan yang harmonis.
b. Meningkatkan Kemandirian
Dalam materi parenting, orang tua bisa mendorong anak untuk mengambil keputusan berbagi sendiri. Misalnya, memberi pilihan seperti “Kamu bisa berbagi dengan teman atau meminta yang baru”.
Pemilihan Strategi yang Sesuai
Strategi yang paling efektif adalah strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Dalam materi parenting, orang tua perlu mengamati pola perilaku anak dan memilih pendekatan yang paling cocok.
a. Menyesuaikan dengan Kemampuan Anak
Anak yang lebih kecil membutuhkan bantuan dan contoh, sementara anak yang lebih besar bisa diminta untuk bertindak secara mandiri. Dengan menyesuaikan strategi, orang tua bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih nyaman dan efektif.
b. Menggunakan Kombinasi Metode
Kombinasi metode seperti modeling, permainan, dan reward akan memberikan dampak yang lebih baik. Misalnya, menggabungkan contoh nyata dengan aktivitas bermain dan pujian untuk memperkuat kebiasaan berbagi.
Tantangan dalam Mengajarkan Berbagi
Meskipun berbagi adalah nilai yang penting, mengajarkan anak untuk berbagi tidak selalu mudah. Beberapa tantangan sering muncul dalam proses ini.
Anak Suka Menyendiri
Banyak anak lebih menyukai memegang hal-hal yang mereka miliki. Dalam materi parenting, orang tua perlu menciptakan suasana yang membuat anak merasa nyaman untuk berbagi. Misalnya, dengan menunjukkan bahwa berbagi tidak berarti kehilangan, tetapi justru memperkaya pengalaman.
a. Mengatasi Rasa Kegembiraan Pribadi
Anak yang menggemari satu mainan mungkin merasa kehilangan jika harus membagikannya. Orang tua bisa menekankan bahwa berbagi adalah cara untuk menikmati kebahagiaan bersama.
b. Membangun Kebiasaan Bertahap
Orang tua perlu membangun kebiasaan berbagi secara bertahap, mulai dari hal-hal kecil seperti membagi makanan atau bermain bersama. Dengan demikian, anak tidak akan merasa terbebani.
Anak Tidak Mau Berbagi Saat Bermain
Ketidakmauan berbagi saat bermain bisa terjadi karena anak merasa bahwa keinginan mereka diabaikan. Dalam materi parenting, orang tua perlu memahami alasan di balik keinginan anak dan menciptakan suasana yang adil.
a. Membuat Aturan Bermain yang Jelas
Orang tua bisa membuat aturan bermain yang jelas, seperti “giliran bergantian” atau “bantuan kecil saat bermain”. Aturan ini membantu anak memahami bahwa berbagi adalah bagian dari kegiatan bersama.
b. Memberikan Pilihan yang Konsisten
Memberikan pilihan yang konsisten dalam bermain akan membantu anak merasa bahwa mereka memiliki kontrol. Misalnya, meminta anak memilih antara berbagi satu menit atau memainkan sesuatu selama satu menit.
Berbagai Faktor yang Mempengaruhi
Tantangan dalam mengajarkan berbagi bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti lingkungan keluarga, gaya hidup, atau lingkungan sosial.
a. Lingkungan Keluarga
Jika lingkungan keluarga tidak mendukung berbagi, anak cenderung tidak tertarik untuk belajar mengajak orang lain. Orang tua perlu menciptakan lingkungan keluarga yang penuh dengan nilai kebersamaan.
b. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial seperti sekolah dan komunitas juga memengaruhi kebiasaan berbagi anak. Dalam materi parenting, orang tua perlu bekerja sama dengan guru dan lingkungan sekitar untuk menciptakan atmosfer yang mendukung berbagi.
Contoh Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengajarkan anak berbagi bisa dimulai dari lingkungan sekitar mereka. Dalam materi parenting, orang tua perlu menciptakan situasi nyata yang memungkinkan anak belajar berbagi secara alami.
Berbagi dalam Aktivitas Keluarga
Aktivitas keluarga seperti makan bersama, merapikan rumah, atau melakukan tugas rumah tangga bisa menjadi kesempatan untuk mengajarkan berbagi. Misalnya, saat merapikan rumah, orang tua bisa menugaskan tugas yang membutuhkan kolaborasi, seperti mengangkat benda bersama.
a. Membuat Kebiasaan yang Teratur
Kebiasaan berbagi dalam aktivitas keluarga membantu anak memahami bahwa berbagi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan teratur, anak akan merasa bahwa berbagi adalah kebiasaan yang wajar.
b. Memperkenalkan Peran yang Berbeda
Dalam aktivitas keluarga, orang tua bisa memperkenalkan peran yang berbeda, seperti makanan yang dibagikan atau kegiatan yang saling mengisi. Ini memperkuat kebiasaan berbagi secara visual dan nyata.
Berbagi dalam Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah tempat terbaik untuk mengajarkan anak berbagi. Dalam materi parenting, orang tua perlu bekerja sama dengan guru dan teman untuk membangun kebiasaan ini.
a. Membuat Lingkungan Sekolah yang Mendukung
Guru bisa memperkenalkan kegiatan berbagi dalam pembelajaran, seperti proyek kelompok atau kegiatan gotong royong. Orang tua bisa memastikan bahwa anak terbiasa berinteraksi dalam lingkungan yang memperkuat nilai-nilai sosial.
b. Memberikan Opsi Berbagi
Orang tua bisa memberikan opsi berbagi kepada anak, seperti memilih antara membagikan mainan atau menawarkan bantuan saat teman membutuhkan. Ini memberi anak kebebasan untuk memahami bahwa berbagi adalah pilihan, bukan kewajiban.
Berbagi dalam Sosial Media
Sosial media bisa menjadi alat pendukung dalam mengajarkan berbagi. Dalam materi parenting, orang tua bisa menggunakan media sosial untuk menunjukkan contoh nyata tentang berbagi, seperti berbagi informasi, waktu, atau perhatian.
a. Menonton Konten Edukatif
Orang tua bisa menonton video edukasi atau kisah inspiratif tentang berbagi bersama anak. Konten yang menarik dan relevan akan membantu anak memahami makna berbagi secara visual.
b. Membuat Aktivitas Berbagi Online
Aktivitas seperti berbagi buku digital, menulis di blog anak, atau membagikan hasil karya bisa menjadi cara untuk mengajarkan anak bahwa berbagi juga bisa dilakukan secara virtual. Ini memperluas wawasan anak tentang berbagi dalam berbagai konteks.
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Mengajarkan Berbagi
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan orang tua dalam materi parenting tentang mengajarkan berbagi.
Q: Bagaimana cara mengatasi anak yang sulit berbagi?
A: Anak yang sulit berbagi biasanya masih belajar mengenai nilai kebersamaan. Orang tua bisa menunggu waktu yang tepat, memberikan pilihan, dan menekankan manfaat berbagi secara menyenangkan.
Q: Apa yang menyebabkan anak tidak mau berbagi?
A: Faktor seperti rasa posesif, kebiasaan keluarga, atau lingkungan yang kurang mendukung bisa menyebabkan anak tidak mau berbagi. Dalam materi parenting, mengetahui akar masalah akan membantu memperbaiki situasi.
Q: Apakah berbagi bisa dilakukan secara alami tanpa campur tangan orang tua?
A: Meskipun berbagi bisa terjadi secara alami, orang tua perlu berperan aktif dalam mempercepat proses tersebut. Dalam materi parenting, campur tangan orang tua sangat penting untuk membangun kebiasaan yang baik.
Q: Bagaimana menilai efektivitas cara mengajarkan berbagi?
A: Orang tua bisa menilai efektivitas dengan mengamati perubahan perilaku anak, seperti kemampuan berinteraksi dengan orang lain, rasa empati, dan kebiasaan berbagi secara rutin.
Q: Apakah berbagi bisa dilatih pada anak dengan usia berapa pun?
A: Ya, berbagi bisa dilatih pada anak dengan usia berapa pun. Dalam materi parenting, penting untuk menyesuaikan pendekatan berdasarkan tahap perkembangan anak.
Kesimpulan
Mengajarkan anak berbagi adalah bagian penting dari materi parenting yang membangun karakter sosial dan empatik. Dengan menggabungkan modeling, permainan edukatif, dan penghargaan, orang tua bisa menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Selain itu, menyesuaikan strategi berdasarkan usia dan memahami tantangan yang mungkin muncul akan memperkuat proses pembelajaran. Dengan konsistensi dan kesabaran, berbagi menjadi kebiasaan yang menguntungkan sejak dini. Ringkasan Artikel ini menjelaskan cara mengajarkan anak berbagi dalam materi parenting secara menyeluruh. Dalam materi parenting, berbagi adalah nilai yang membantu anak memahami kerja sama, empati, dan keadilan. Orang tua bisa menggunakan berbagai metode seperti menjadi contoh, permainan edukatif, dan sistem reward untuk memperkuat kebiasaan ini. Strategi berdasarkan usia anak juga penting, karena setiap tahap perkembangan membutuhkan pendekatan yang berbeda. Selain itu, tantangan seperti rasa posesif atau lingkungan yang kurang mendukung perlu diatasi dengan pendekatan yang penuh kesabaran. Dengan menerapkan cara mengajarkan anak berbagi secara konsisten, orang tua membantu anak membangun kehidupan sosial yang sehat dan harmonis.





